Oleh : Muammar Agus Salim

“Selamat Tahun Ba … . .”

Seorang bapak tenggorokannya tercekat tak mampu menyelesaikan ucapannya. Ia tak mampu mengucapkan apa yang orang-orang ramai ucapkan beberapa hari ini.

Selamat Tahun Baru Hijriyah 1437
Telah berapa Muharram berlalu sedangkan anak-anak Palestina masih belum bebas bermain riang, bahkan sedini itu mereka harus mengangkat batu dan pisau untuk membela ibu dan kakak perempuannya dari orang-orang ‘perampas’ tak beradab.

Selamat Tahun Baru Hijriyah 1437
Telah berapa Muharram berlalu sedangkan gadis-gadis Suriah masih khawatir akan izzah dan maruah-nya yang dicabik-cabik orang-orang pendusta yang keji.

Selamat Tahun Baru Hijriyah 1437
Telah berapa Muharram berlalu sedangkan kita tak tahu pasti berapa banyak bayi-bayi muslimin tak berdosa terdampar di pinggir pantai yang dingin dikerumuni burung-burung pemakan bangkai.

– – – – –

Selamat. Selamatkan kami ya Rabb. Selamatkan ummat ini. Muliakanlah para ibu-ibu ummat ini. Jagalah kesucian gadis-gadis ummat ini. Lindungilah jiwa bayi-bayi ummat ini. Kokohkanlah kaki pemuda-pemuda ummat ini.

Ya Rabb jangan kau hisab kami atas ketidakmampuan menjaga kehormatan saudara-saudara muslim kami di Palestina, di Suriah, di Iraq, Afghanistan, Mesir, Pattani, Uighur, dan jengkal-jengkal bumi lainnya yang bahkan kami tak tahu.

Ya Rabb segerakanlah untuk kami, Muharram yang merdeka, Muharram yang bahagia, Muharram yang tenang, Muharram yang tak ada satupun di belahan bumi ini ummat-Mu yang merintih sakit tertindas dan terzalimi. Ya Rabb karuniakan kami Muharram-Mu!